Sabtu, 19 Juni 2010

Berdua Lebih Baik

weiitss
ada cerpen bagus lagi nih.. hehe..
cekidot ..

Kami masuk kepelataran kampus,saat kami turun dari motor sudah tidak heran melihat orang-orang memandang kami berdua dengan tatapan aneh,dan terkadang tidak sedikit dari mereka yang membicarakan kami. OHH...itu sudah sangat biassa,apa lagi kalau sampai terdengar di kupingku. "Mmm...aku...duluan masuk kelas yah?udah mau mulai soalnya!",kata Rifai pelan dibelakang kuping ku. Aku menoleh dan tersenyum padanya. "Okeh,sayang,nanti makan siang bareng jangan lupa,awas loh!"kataku memegang lengannya yang masih memakai jaket. Kemudian dia hanya mengangguk,tersenyum simpul dan beralalu meninggalkanku,ke arah yang berlawanan. "Chala!",panggil Albert dari arah berlawanan,dan dibelakangnya diikuti Risha dan Mila. "Hmm...pagi-pagi udah mesra aja sama pacar yah?",kata Mila meledek ku. "Iya doongg..iri kan lo?hehehe...",kataku meledek mereka. Mereka menyoraki ku sambil kami berjalan menuju kekelas. "Lo nggak capek dengerin omongan orang tentang lo sepanjang hari?",kata Risha membuka obrolan pagi itu. "Capek?emang mereka omongin gue yah?kok,gue nggak sadar sih?",kataku santai. Kami sengaja ambil tempat duduk berdekatan,dosen pagi itu belum juga datang. "OMG,lo nggak sadar yah Chal?mereka itu setiap lo turun dari motor,terus lo jalan bareng,makan bareng sama pacar ke 'sayangan' lo itu,mereka pasti gosipin yang nggak sedap dan suka di lebay-lebayin gitu,masa nggak sadar buuu...??",tegas Mila sambil menekankan kata sayang, dan disertai anggukan kepala Albert dan Risha. Aku cuma teratwa mendengar omongan Mila. "Sekarang gue tanya sama lo,apa yang salah dari Rifai dan gue sampai mereka omongin gue?smapai gue exist banget jadi bahan obrolan dan diliatin ank-ank sekampus?"kataku menantang mereka berkata jujur. Meraka saling bertatapan dan tertawa. "Gini yah?lo tuh nggak ada yang aneh,lo cantik,pinter,anak orang punya lah,populer,apa lagi di BEM fakultas,siapa yang nggak tahu sekertaris yang satu ini?Chala jasmine,dan cowok lo....",kata Mila terhenti. Aku meliriknya dan tersenyum. "Dan cowok gue,mahasiswa Hukum,yang pakai kacamata,agak culun,nggak populer,dan gayanya norak,dan bla bla bla msih banyak lagi cemohan buat dia...,gitu?",kataku melihat mereka. Meraka terdiam menatapku. "hmm...bukan maksud kita mau cemooh cowok lo Chal,tapi kita heran,kenapa lo mau pacaran sama dia?bahkan cowok-cowok ganteng banyak yang ngantri mau jadi pacar lo!",kata Albert menegaskan,dia menegaskan karena dia pernah aku tolak cintanya,tapi yah,we still be a friend now. "Eh,nggak ada dosen...oh ya,acara buat penutupan acara ultah kampus,besok malam jam 7,buat dress coatnya,bisa dilihat di papan pengumumman!",kata ketua kelas kami,yang membuat obrolan kami terhenti sesaat. "Ganteng atau cantik itu relatif,jadi,alasan kenapa gue bisa jadian sama dia selama ini,cuma gue yang tahu,terserah orang mau ngomong apa tentang hubungan gw sama dia...",kataku beranjak diri. "Lo mau kemana?",kata Mila melihatku berdiri. "Mau kefakultas Rifai,nunggu dia selesai kelas.",kataku berjalan,tapi kemudian aku berbalik dan berkata "Oh,ya,guys,kalau kalian memang teman ku yang baik,please,stop talking bad about my boyfriend,can you?nanti kita ketemu lagi..dadah...",kataku tersenyum dan bergegas keluar. Mereka hanya menatap ku dan saling mengangkat bahu. *** Acara penutupan ulang tahun kampus kami cukup meriah,sebenarnya jarang kami mengadakan acara malam hari,dan dibuat khusus untuk para mahasiswa dan mahasiswi. Tapi,karena Dekan kami snagat berjiwa muda,sesekali ini beliau mengijinkan kami mengadakannya sebelum menghadapi Uas nanti,cukup lah untuk merefreshing otak. Semua orang bergembira menikmati acara itu,ada life music dari band-band kampus yang lumayan exist di kampus,kuis seru,dan makanan enak pastinya. Aku berdiri di pojok ruangan berasama Rifai,dia diam saja,dan cenderung melihat suasana yang penuh banyak orang. "Kamu nggak suka?kita pergi aja yuk,kalau kamu nggak suka...",kataku merangkul lengannya. "Nggak apa-apa,aku suka kok...",dia tiba-tiba berhenti bicara dan garuk-garuk kepala. Aku hapal kebiasaannya itu,dia ingin mengatakan sesuatu tapi enggan dikatakan. "Terus?kamu mau ngomong apa?"kataku melihat mukanya dengan tersenyum. Dia semakin panik dilihat seperti itu,itu merupakan hal yang sangat lucu bagiku. "Mmm...ng..kamu...kamu kelihatan cantik juga hari ini...",katanya tersenyum malu. Aku ternganga mendengarnya,entah mengapa,walau memang benar,gaya bicaranya sangat aneh,dan terlihat gugupan,itu membuatku cukup berdebar-debar. "Oh ya?makasih...aku sayang kamu."kataku makin mempererat rangkulan tanganku ditangannya. "Iya aku tahu."katanya malu-malu,sambil sekilas menepuk tanganku. Aku tertawa melihat tingkahnya. "Aduh,aku ke toilet sebentar yah?",kataku tiba-tiba ingin buang air kecil. ***"Lo liat nggak tadi?si Chala sama cowoknya?gilaaa...dia matanya butik kali,masa cowok kayak Rifai dijadiin pacarnya?udah hampir 1 tahun kali ya mereka?",celetuk seseorang. Aku yang hendka keluar toilet mengurungkan niatku,karena mereka membicarakan tentang ku. "Bagus lah kalau dia malah jadian sama cowok cupu dan norak kayak gitu,eneg banget gue liat dia,apa lagi si Aldi dulu suka sama dia,malah pake nembak segala!",kata sebuah suara lain. Aku berfikir,Aldi?yaaa..aku tahu,dia ketua Forsa (Organisasi olahraga) dikampus ku. "Hhahaha..lo cemburu yah?tapi gw heran dyh sama si Chala,setau gue tuh yah?Aldi tuh biasa aja lagi,nggak kaya juga,sedangkan Chala?dia bisakan kekampus bawa moil,eh ini malah boncengan pakai motor bututnya Rifai?",katanya sambil tertawa. Aku mulai geram mendengarnya. Toktoktok!"Haloo..ada orang ya didalam?udah belom?gantian dong?",kata sebuah suara menggedor pintu kamar madi yang aku tempati. "Udah!",kataku membuka pintu sambil tersenyum. Orang didepanku kaget melihatku,begitu juga temannya yang barusan sama-sama membicarakanku. "Udah selesai juga dengerin ocehan lo berdua kok!",kataku tersenyum sinis. Meraka hanya diam. "Jangan coba-coba jelekin Rifai depan gue,terserah kalian mau bicara apa aja tentang gue,tapi jangan sekali-kali gue denger kayak tadi,lo jelekin cowok gue!",kataku masih berdiri didepan pintu kamar mandi,cewek-cewek yang ada dikamar mandi menatap kami aneh. Dan aku beranjak ke luar kamar mandi. ***Saat aku keluar dari kamar mandi,dari jauh aku melihat Mila berlari kearahku."Chala...chala...gawat Chal....",katanya dengan nafas tersengal. "Ada apa sih,Mil?",kataku aneh. "Cowok lo Chal,dia ribut sama Aldi ditaman belakang...",katanya panik. Aku kaget dan bergegas berlari ke taman belakang.Aku tidak habis pikir,ada apa lagi ini?barusan saja,ada orang yang meributkan Aldi direbut olehku,dan mencemooh Rifai secara gambling. ***Aku melihat orang berkerumunan ditaman,tidak begitu banyak,hanya beberapa. Dari kejauhan aku melihat Albert berusaha menahan lengan seseorang dengan sangat kuat.Oh my...itu tangan Rifai,posisinya sudah ada diatas badan Aldi,tangannya yang kiri mencengkaram kerah baju Aldi.dan yang kanan mengepal kencang,tetapi ditahan Albert.Dan wajahnya sudah terlihat ada bekas pukulan,lebam. "Rifai,stop Fai....Stop aku bilang..!",kataku berusaha menarik badannya,tapi sangat kuat."Ada apa sih nyh,Bert?!",kataku panik meminta penjelasan"Sumpah,gw nggak tahu...",kata Albert. "Fai,udah Fai...berhenti Fai...",kata Albert tetap berusaha melerainya. "Cabut kata-kata lo barusan tentang Chala!"kata Rifai tiba-tiba,dengan tatapan marah ke arah Aldi,Aldi menyeka darah disamping bibirnya."Iya..iya,lepasin gue,gue minta maaf udah ngomong yang nggak enak tentang cewek lo...",kata Aldi dengan wajah pucat. Entah kenapa wajahnya sangat ketakutan. "Rifai,berhenti yah...dengerin aku kan?ini aku Chala Fai...",kata ku menunduk dan memegang lengan kirinya untuk meepaskan kerah baju Aldi. Tatapannya masih marah,baru kali ini aku melihatnya semarah itu pada seseorang.Tapi,lama-lama aku merasakan cengkraman tangannya mengendur dari baju Aldi. Segeralah Albert menarik Rifai menjauh."Jagan pernah gw denger lo ngmong yang nggak bener tentang Chala,kalau nggak...gw nggak segan-segan buat kasih perhitungan sama lo...",kata Rifai dengan tatapn kesal berdiri menantang. "Sabar Fai...sabaar...",kataku memeluknya dari samping."Gw nggak tahu apa yang lo semua omongin tentang gue dan Rifai,tapi bisa nggak sih lo jangan urusin orang lain?apa hak lo untuk berkomentar tentang seseornag?apa lo semua merasa lebih baik dari orang itu,gitu?",kataku pada semua yang ada disitu. "Kalau lo semua pengen tahu,kenapa gue lebih milih dia dari pada cowok-cowok berengsek yang nggak punya atitude?karena dia nggak sempurna seperti yang lo omongin selama ini,dan bahkan...dia milih gue karena gue jauh lebih nggak sempurna,seperti yang lo pada omongin tentang gue!",kataku tegas memandang keliling. "Masi ada yang mau komentar?dan masih ada yang mau ikut campur urusan gue silahkan bicara sekarang,jangan cuma berani ngomong dibelakang.",kataku menatap mereka.Meraka semua diam,dan Aldi berdiri menunduk."Gw minta maaf Fai,Chal,gue salah udah bicara yang nggak-nggak cuma karena lo pernah nolak gue Chal...,gw minta maaf...",kata Aldi mengulurkan tangannya kearah Rifai. Rifai melihatnya diam. "Gue maafin!",katanya tanpa menyambut uluran tangan Aldi,dan berjalan meningglakan tempat itu. AKu,Mila,dan Albert juga pergi dari sana. ***Seperti biasa,aku memasuki pelataran kampus,tetapi suasana tiba-tiba senyap saat aku menginjakna kaki disana. Semua orang enggan menatapku,karena mungkin mereka tahu peristiwa kemarin malam. aku tidak peduli dan berjalan kearah lobi kampus. Hari itu aku tidak datang bersama Rifai,karena dia harus mengantar adiknya dulu bersekolah."Chalaaa....",panggil Mila dari kejauhan,seperti biasa,dia datang bertiga bersama Risha dan Albert."Lo nggak papa Chal?"tanya Risha menanyakan kabarku dengan tatapan khawatir."Apaan sih?emang gue kenapa?",kataku cengengesan."Habis kata Mila pas kemarin malam itu...",Risha tidak mau melanjutkan omongannya."Nggak ada apa-apa kok..."kataku menjelaskan."Kita mau minta maaf jga sama lo ya Chal,udah pernah ngomong yang nggak enak tentang lo berdua...",kata Mila dengan muka memelas. Aku tersenyum menatap mereka."Nggak apa-apa,udah lupain aja,Rifai juga pasti udah lupain kok...",kataku mencubit lengan mereka. Dan kami pun tertawa. "Eh,eh,Chal....",Albert menarik-narik boleroku."Itu cowok lo bukan?si Rifai?",kata Albert melongo kearah luar lobi kampus."Siapa?",kataku ikut menolh,aku terkaget melihatnya,bahkan terbelalak."Chal...itu beneran Rifai?kok gantengg...??",kata Mila maju kedepan sedikit. Aku yang sudah menyadarinya hanya tersenyum melihat tingkah temanku bertiga itu. "Pagi semua..."kata Rifai saat berdiri didepan kami sambil garuk-garuk kepala,tetap tidka bisa tersenyum dengan manis,maklumlah,agak pemalu dna kaku. "Widiihhh...kok lu gantengan bro?kacamata mana?terus rambut lo kenapa jadi pelontos seksi gini?",goda Albert merangkul pundak Rifai. Rifai menatapku tersenyum."Kacamata gue pecah kemarin jadi pakai contactlense,terus rambut gue potong karena...biar fresh aja.",kata Rifai tetap menatapku. Aku tersenyum menatapnya,aku tahu maksudnya,dia minta pendapat ku tentang style barunya. "Pacar gue ganteng juga kan?makanya dont judge a book from a cover...you know!"kataku sambil merangkul dilengannya."Akh....sekarang aja baru bilang ganteng!",ledek Risha."Enak aja,udah sering bilang,tapi lo pada tuh yang doyan ngatain cowok gue...",kataku kesal menatap mereka."Halahh..udahlah,gue mau kekantin nih...pada ikut nggak?"kata Albert."Ikut!",kata Mila,dan mengisyaraktkanku untuk ikut. ***"Kok,ganti style?apa karena omongan anak-anak kampus?",kata ku disela-sela saat kita berjalan kekantin."Nggak,aku nggak peduli kata mereka.",katanya singkat."Terus?",kataku heran."Aku cuma mau kasih unjuk ke kamu,kalau aku nggak kalah ganteng sama Aldi...",katanya garuk -garuk kepala.Aku kaet mendengarnya,dan tertawa lucu."Hahahaha..apa sih kamu?aku udah bilang dulu,aku suka kamu apa adanya...pokoknya sayang sama kamu apa adanya.",kataku merangkul lengannya.Dia terdiam saja,tidak ada reaksi apapun. Aku jadi BT,dan melepas rangkulanku."Tetep aja nggak bisa nyampein perasaannya...",kataku bergumam cemberut."Aku ...juga sayang kamu Chal...",kata Rifai tiba-tiba. Aku menoleh kaget kearahnya. Menganga lebar melihat reaksinya."Iyh..lucunyaa....aku juga tauukk...",kataku meledeknya."Akh,salah ngomong dyh...",katanya kembali dengan tatapan cuek dan dingin."Lagi dong bilang sayangnya...",ledek aku."Udah akh diem Chal...",katanya mengacak-acak rambutku,Tanpa kami sadari banyak yang sedang memperhatikan kami,entah mencemooh lagi,entah berpendapat apa,yang penting,cuma kami yang tahu,apa yang terbaik untuk kami,yang terbaik untuk kami adalah,tersera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar